Ditemui awak media IWS.com pada Jumat (27/9), Ketum IWS, Teddy Pramono turut berkomentar terkait SRF ke-3 ini. "Retro harus kembali pada niatan awal diadakannya even ini, yaitu sebagai ajang berkumpulnya komunitas, sarana komunitas untuk menampilkan kemampuan dan kreasi dalam tema retro" jelasnya.
"Perlu adanya konsistensi, baik dari konsep, rules even dengan totalitas mengusung konsep retro baik dari stand, dresscode peserta, bahkan pengunjung pun dihimbau memakai pakaian ala retro" tambahnya.
Lebih lanjut Teddy menjelaskan bahwa menurutnya parameter keberhasilan Retro Festival ini salah satunya ada pada konsistensi, tidak hanya konsisten pada tema, rules, tetapi juga pada penetapan lokasi. "Jalan Irian Jaya (Irja) masih pilihan terbaik, selain sukses menggelar SRF ke-1 juga di sepanjang jalan ada hiasan lampu lampion, ini akan menjadi lebih menarik" jelasnya.
Teddy menambahkan jika Situbondo Retro Festival konsisten pada satu lokasi, dan konsisten pada konsep awal retro maka tidak mustahil SRF ini akan jadi icon even khas Situbondo. "Jadi tiap tahun kita tidak lagi bingung dimana even SRF diadakan dan bagaimana cara mengadakannya, tapi lebih fokus pada peningkatan mutu even karena kita sudah konsisten pada konsep dan lokasi" tutupnya. (Iws/red)
0 Comments:
Silahkan berikan komentar/tanggapan Anda mengenai info ini. semoga bermanfaat. Salam IWStimewa